Sabtu, 30 Oktober 2010

SEDANG INGIN BERCERITA

Pagi tadi ketika kuamati ayah ibuku sedang membaca koran di ruang tamu, kurasa ada yang berubah pada mereka. Sudah muncul beberapa uban di rambut mereka. Oh ralat, bukan hanya ‘beberapa’ tapi sudah banyak rupanya. Menandakan mereka sudah tidak semuda ketika aku masih TK dulu, ketika mereka masih sering menggendongku dan menyuapi aku.

Kemarin, saat aku jalan-jalan, aku bertemu dengan mbah Kardi, kakeknya Puput, teman dekatku waktu SD. Kulihat kulitnya sudah keriput sekali. Menandakan mbah Kardi sudah semakin menua.

Kemarin-kemarinnya lagi, entah empat atau lima hari yang lalu, aku bertemu Retno, teman SMP ku. Kami saling bertukar cerita. Aku baru tahu kalau dia tidak akan menamatkan SMA nya. Dia mengundurkan diri pada bulan ke-3 nya dia bersekoah di SMA, dan memutuskan untuk bekerja sebagai buruh di pabrik garmen. Meskipun putus sekolah karena ketiadaan biaya adalah suatu hal yang tidak diinginkannya, toh dia tetap berlapang dada. Dia memilih bekerja untuk membantu keuangan keluarganya, supaya adik-adiknya tidak mengalami hal yang sama dengannya. Dan untuk itu aku salut padanya.

Hmm,jadi ingat, nanti siang aku punya janji bertemu dengan Nadia, teman SMP ku juga, tapi melanjutkan di SMA yang berbeda dari aku. Dia akan mentraktirku hari ini. Minggu lalu dia baru mendapat honor pertamanya dari menjadi model catwalk. Dia senang sekali bisa tampil di catwalk. Menurutnya ini adalah awal yang bagus. Kelak dia bercita-cita menjadi seorang model papan atas seperti Cathrine Wilson.

Tanpa kusadari orang-orang di sekitarku telah berubah. Orang tuaku sudah tidak muda lagi, mbah Kardi juga begitu, dia sudah menua. Retno, meskipun harus putus sekolah dia tetap ingin maju, bekerja untuk memperbaiki keuangan keluarganya. Dan Nadia, dia sudah mulai merintis karirnya di bidang modeling. Dan kurasa tidak hanya orang-orang di sekelilingku saja yang telah berubah. Dunia luar sana juga pasti sudah berubah. Listrik-listrik sudah tersedia di hampir seluruh daerah pelosok, teknologi-teknologi juga sudah semakin canggih.

Lalu, aku? Bagaimana dengan aku? Aku tidak merasakan ada perubahan yang berarti pada diriku, yah kecuali rambutku yang semakin panjang dan tinggi badanku yang bertambah 3 cm dari tahun lalu. Aku malu pada diriku sendiri. Di saat orang lain sudah mengalami kemajuan, aku hanya berdiam diri di sini, tidak berpindah tempat. Gitu-gitu aja. Aku belum berkarya. Aku belum memikirkan masa depanku. Dan juga aku masih kekanak-kanakkan.

Kupikir aku tidak bisa terus menerus seperti ini. Aku juga harus maju ke depan. Mulai menuliskan cita-cita, impian, dan harapanku. Lalu berusaha keras untuk menggapai cita-cita, impian, dan harapanku itu, dan juga mengukir prestasi. Jangan buang-buang waktu lagi dan mulai berkarya dari sekarang. Semangat !!!

Jika Saya Punya Saudara Kembar

Jika saya punya saudara kembar, dia pasti akan lebih rapi dari saya. Dia akan selalu merapikan meja belajarnya, menyusun buku-buku pelajaran secara alfabetis, dan dia tidak akan membiarkan bulpen dan pensilnya berserakan tidak karuan di atas meja.
Jika saya punya saudara kembar, dia pasti akan lebih bersih dari saya. Dia akan mencuci sepatu ketnya empat hari sekali, mencuci tas sekolahnya minimal seminggu sekali, memandikan si Barney -kucingnya- setiap hari, dan dia pasti akan segera mengambil vacuum cleaner ketika dia melihat ada sedikit debu di karpet kamarnya.
Jika saya punya saudara kembar, dia pasti akan lebih rajin dari saya. Dia akan selalu mengulang kembali semua pelajaran yangbtadi didapatnya di sekolah, mengerjakan PR dengan penuh tanggung jawab, belajar sampai larut malam, dan akhirnya mendapat nilai sempurna di semua mapel eksak.


Jika saya punya saudara kembar, dia pasti akan lebih feminim dari saya. Di pesta ulang tahun kakek nanti, dia pasti akan memakai gaun yang cantik, make up minimalis yang cantik, sepatu highheels yang membuatnya tampak anggun. Dia terlihat begitu mempesona, bagaikan seorang putri dari negeri 1001 dongeng, dan semua mata akan tertuju padanya.


Jika saya punya saudara kembar, saya yakin dia pasti akan sangat menyebalkan. Dia akan menganggap dirinya adalah seorang primadona. Dia berfikir semua orang menyanjung dan mengaguminya.


Jika saya punya saudara kembar, dia pasti akan menganggap saya sebagai seingannya. Dia akan memberi tahu semua orang bahwa dia jauh lebih hebat dari saya. Dan dia akan membuat saya terlihat seperti orang bodoh.


Jika saya punya saudara kembar, saya yakin suatu saat nanti dia pasti akan merebut Rony, pacar saya.


Tapi saya tidak akan mengizinkan semua hal itu terjadi. Jangan harap saya akan diam saja. Saya akan menunjukkan padanya bahwa saya lebih baik dari dia. Saya tidak akan memberikan kesempatan padanya untuk memperlakukan saya seenaknya. Akan saya tunjukkan bahwa saya lebih berharga dari dia.


Puihhhh....tapi betapa leganya saya, karena saya tidak punya saudara kembar

* * *

Jepang sang "Jawara" Dunia

( pernah diikutsertakan dalam lomba menulis essai tentang Jepang yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation, tahun 2006. )




Jika ada yang bertanya pada saya : “Negara mana yang sangat ingin Anda kunjungi?”, dengan penuh keyakinan saya akan menjawab : “Jepang!:” Mengapa Jepang ? “Karena saya penggemar berat negara Jepang. Saya sangat mengagumi negeri Sakura ini, ada segudang keistimewaan yang tersimpan di dalamnya”.

Saya pertama kali ‘berkenalan’ dengan Jepang ketika saya duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Waktu itu di pelajaran Geografi saya mempelajari bentang alam, iklim, sistem pemerintahan, industri, penduduk, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Jepang. Dari situ saya mulai tertarik untuk mengenal Jepang lebih jauh. Setiap kali browsing di internet, saya menyempatkan diri untuk membuka situs-situs yang berhubungan dengan Jepang. Dan …. saya hanya bisa berkata “wow!” ketika saya tahu bahwa ada begitu banyak keistimewaan yang mungkin hanya dimiliki oleh Jepang seorang.

Yang paling membuat saya tertarik adalah penduduk Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya yang sangat tinggi dan semangat yang luar biasa untuk bekerja keras. Sudah bukan hal yang asing lagi bila sebagian masyarakat Jepang bekerja hingga larut malam. Dan yang membuat saya terkagum-kagum adalah kemandirian yang dimiliki oleh remaja-remaja Jepang. Banyak diantara remaja-remaja yang rata-rata masih bersekolah mengisi waktu luang mereka dengan bekerja sambilan. Baik yang berasal dari kalangan menengah hingga kalangan menengah ke atas. Mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka dari keringat sendiri. Seperti yang sering saya baca di komik-komik terbitan Jepang yang menggambarkan kehidupan remaja-remaja di Jepang yang sebagian dari mereka bekerja sambilan sepulang sekolah. Ada yang bekerja di restoran menjadi waiter/waitress, ada yang menjadi pelayan toko, bahkan ada juga yang bekerja sambilan sebagai guru privat yang biasanya memberi tambahan pelajaran pada siswa-siswa yang akan menempuh ujian. Khusus guru privat ini dilakukan oleh mereka yang prestasi belajarnya plus plus tentu saja.

Mungkin bagi kita yang notabene bukan orang Jepang akan berpikir, ”Apa tidak capek kalau dari pagi sampai sore belajar di sekolah, lalu dilanjutkan kerja sambilan sampai malam, kapan istirahatnya?’. Pertanyaan berikutnya yang timbul adalah ”Jika dari pagi sampai malam mereka terus beraktifitas di luar rumah, kapan mereka mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka? Bagaimana prestasi mereka di sekolah?”

Itulah masyarakat Jepang, disiplin, dan suka bekerja keras. Beraktifitas di luar rumah dan bekerja hingga larut malam tampaknya tidak menghalangi mereka untuk tetap berprestasi. Mereka tetap menunjukkan prestasi yang luar biasa cemerlangnya di sekolah. Ini terbukti dengan tingginya tingkat pendidikan di Jepang. Saya pernah mendengar kalau hampir 100% penduduk Jepang tamat SMA dan hampir tidak ada yang buta huruf. Sungguh merupakan prestasi yang luar biasa. Bahkan presentase lulusan S-1 yang melanjutkan S-2 sangat besar, di Osaka University misalnya, tercatat hampir 70% mahasiswanya melanjutkan S-2 dan 10% lebih melanjutkan S-3.

Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi tentu sangat menguntungkan bagi Jepang yang minim Sumber Daya Alam (SDA). Didukung dengan semangat kerja keras dan kedisiplinan yang luar biasa mengantar Jepang yang dulu pernah diluluhlantahkan dalam Perang Dunia II kini bangkit menjadi sebuah bangsa besar di dunia yang mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara modern di dunia, bahkan muncul sebagai raksasa baru dalam Iptek dan ekonomi.

Jepang memang negara yang menomorsatukan pendidikan. Bagi Jepang, SDM merupakan central atau pusat suatu negara. Oleh karena itu orang yang ekonominya pas-pasan tapi berpendidikan tinggi lebih dihormati ketimbang orang yang kekayaannya berlimpah tapi kurang pendidikannya. Seperti yang dikatakan Fukuzawa, bapak pendidikan Jepang yang hidup pada zaman Meiji :
”Kedudukan manusia dalam suatu negara harus ditentukan oleh status pendidikannya, bukan oleh nilai-nilai yang dibawa sejak lahir sebagai warisan”.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan inilah yang membawa Jepang menjadi sebuah bangsa besar yang sangat sarat dengan kemajuan iptek. Ini dimulai sejak zaman Meiji. Diawali oleh usaha besar-besaran kaisar Meiji (1868-1912) untuk merombak Jepang yang semula negara terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern. Beberapa usaha yang dilakukannya dalam bidang pendidikan adalah mengubah sistem pendidikan Jepang dari tradisional menjadi modern, mengirim mahasiswanya untuk belajar ke luar negeri, serta meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Dan hasilnya, bisa kita lihat Jepang sekarang ini.

Sisi lain yang menarik dari Jepang selain kemajuan pesat di bidang pendidikan adalah masyarakatnya yang ’gila baca’. Dalam keterbatasan waktu mereka tetap menyempatkan diri untuk membaca. Tak peduli ruang dan waktu. Konon sudah umum dijumpai penumpang kereta api yang tenggelam dalam buku bacaan mereka sembari menunggu kereta berjalan sampai ke tujuan mereka. Begitu juga di tempat-tempat umum lainnya, di bus dan di taman misalnya.

Selain hobby mengonsumsi buku-buku bacaan, ternyata orang Jepang juga ahli dalam menulis. Dalam sebuah situs disebutkan bahwa 8 dari 10 pemuda Jepang memiliki skill menulis. Banyak karya-karya yang mereka hasilkan yang tidak hanya beredar di Jepang tapi juga di negara-negara lain, Indonesia misalnya. Banyak sekali komik-komik Jepang yang beredar di Indonesia yang jumahnya mencapai ratusan judul.

Demam komik Jepang (manga) di Indonesia memang luar biasa. Baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa banyak yang menggemari komik-komik Jepang. Salah satu yang menggemari komik-komik Jepang adalah saya!. Ya, saya sangat suka membaca komik-komik Jepang. Mulai dari komik ’Shinchan’ karya Yoshito Usui yang bisa membuat pembacanya terpingkal-pingkal bila membacanya. Ada juga serial detektif yang sangat saya gemari seperti ’Detective Conan’ karya Aoyama Gosho dan serial detektif ’Dan Detective School’ karya S.Amagi – F.Sato. Selain itu banyak juga komik serial cantik yang biasanya digandrungi oleh remaja-remaja cewek. Seperti komik ’Heart’ karya Takada Rie, yang menggambarkan betapa indahnya masa-masa remaja.

Penggemar manga di Indonesia sangat luar biasa banyaknya, sampai-sampai banyak komik-komik yang dibuat versi film animasinya. Sebut saja Dragon Ball, Conan, Shinchan, Naruto, DDS, dan lain-lain. Bahkan ada juga merchandise hingga versi video gamenya.

Meski telah berkembang menjadi negara modern, Jepang tetap melestarikan tradisi dan budaya mereka. Mereka sering menggelar festival-festival dan perayaan-perayaan. Salah satu festival yang terkenal adalah festival Takayama yang konon pertama digelar pada tahun 1586, tapi sempat vakum selama 40 tahun, dan akhirnya dimulai lagi pada tahun 1692. Dalam festival Takayama ini masyarakat Jepang di sebuah kota kecil bernama Takayama menunjukkan kebolehannya mendandani kereta dorong besar, yang di atasnya terdapat sebuah bangunan yang mirip pagoda atau mirip rumah tradisional. Festival ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat setempat atas berbagai karunia yang diberikan Sang Pencipta. Mereka juga berharap mendapat keberuntungan dalam hidup ini. Selain festival Takayama, digelar juga festival Toko-matsuri atau festival layang-layang hias.

Membicarakan Jepang mungkin tak akan ada habisnya. Semua hal yang berkaitan dengan Jepang memang menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari masyarakatnya, kedisipluinannya, teknologinya, komik-komiknya, festival-festivalnya, juga gaya-gaya anak muda Jepang yang unik dan fashionable.

Ngomong-ngomong tentang fashion, saya jadi teringat gaya Harajuku. Harajuku adalah gaya berpakaian anak muda Jepang yang tidak mengenal atau tidak terikat pada sistem tertentu. Tidak heran jika harajuku ini digandrungi anak-anak muda di dunia karena dianggap mewakili jiwa mereka yang pola pikir fashionnya tidak mau terikat dengan aturan tertentu.

Harajuku ini ternyata berasal dari nama sebuah kota di Jepang yang disukai oleh para turis untuk dikunjungi dan tempat yang paling digemari anak muda untuk nogkrong. Tempat ini terlihat lebih menarik saat akhir pekan. Karena pada hari itu banyak anak muda yang unjuk kebolehan mereka. Kita bisa melihat mereka ber-harajuku-ria mengenakan kostum-kostum tokoh-tokoh anime Jepang, seperti Final Fantasy, Sailor Moon, ataupun Ganesha.

Begitu banyak keunikan-keunikan Jepang yang membuat saya ’jatuh cinta’ padanya. Saya ingin suatu saat nanti bisa berkunjung ke Jepang. Saya ingin makan makanan khas Jepang seperti sushi, atau okonamiyaki misalnya. Selain itu saya juga ingin berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Jepang.

Yang sangat ingin saya kunjungi adalah Gunung Fuji yang terkenal dengan salju abadinya dan keidahan pemandangan lima danau yang terletak di kaki gunung tertinggi di Jepang ini. Tempat kedua yang ingin saya kunjungi adalah Osaka Castle, puri termegah di Jepang yang dibangun oleh Hideyoshi Toyomi di abad 16.

Selain berwisata ke Gunung Fuji dan Osaka Castle, saya juga ingin bertemu dengan Mai Kuraki penyanyi yang tidak hanya terkenal di Jepang tapi juga di Asdia dan Amrik.

Hmm...semakin banyak yang saya dengar dan saya tahu tentang Jepang, semakin besar keinginan saya untuk bisa berkunjung ke Jepang. Semoga saja suatu saat nanti saya punya kesempatan untuk berkunjung ke Jepang, negara idolaku. Two thumbs up for Jepang!!!

* * *

SEKSI

( dimuat di majalah GADIS no 31 tahun 2007 )


Cewek mana sih yang nggak pengen tampil seksi di depan cowoknya. Itulah yanga ada di pikiran Cathy saat ini. Semenjak jadian dengan Rony seminggu yang lalu, Cathy memang banyak merubah penampilannya. Dulu dia nyaman dengan mengenakan celana jeans, kaos sedikit kebesaran, dipadu dengan sepatu kets biru favoritnya. Rambutnya dikucir ekor kuda Tapi Cathy yang sekarang penampilannya berbeda, dia terobsesi untuk tampil seksi.

Sabtu ini Rony mengajaknya keluar. Kencan pertama. Dan Cathy ingin kencan pertamanya ini berjalan dengan sukses. Dia ingin terlihat seksi di depan Rony. Sudah hampir satu jam Cathy berkutat di depan cermin. Cathy mengenakan blus lengan panjang berwarna biru muda dipadu rok yang sangat mini. Memakai sepatu highheels yang baru dibelinya kemarin. Rambut yang biasanya diikat ekor kuda kini digerai, menurutnya supaya terlihat lebih dewasa.

Ting tong.
Itu pasti Rony, katanya dalam hati. Sebelum turun menemui Rony, Cathy mengecek sekali lagi penampilannya di depan cermin, kalau-kalau ada yang kurang. Benar saja, Cathy merasa ada yang salah dengan blusnya. Ya, blusnya kurang seksi. Tanpa pikir panjang dia melepas kancing blusnya yang paling atas, hingga memperlihatkan sedikit belahan dadanya. ’Sempurna’ batinnya.

Sejam kemudian Cathy dan Rony sudah duduk manis berhadap-hadapan menikmati crepe keju dan es krim vanila bertabur kacang di atasnya di sebuah cafe.

”cath, aku ke toilet bentar ya,” kata Rony sambil beranjak dari kursinya.

”Jangan lama-lama ya . . . ”pinta Cathy. Dia merasa agak waswas ditinggal di sini sendirian. Soalnya di pojokan cafe ada segerombol cowok yang mirip preman yang dari tadi pada melototi Cathy sambil cekikikan. Bukannya apa-apa sih, hanya saja Cathy takut kalau diapaapain sama mereka. Menurut pengalaman beberapa temannya, cowok-cowok model preman kayak mereka ini sukanya gangguin cewek yang lagi sendirian apalagi . . . yang pakai baju seksi . . . Hi . . .syerem . . .amit-amit deh.

Firasat buruk Cathy terbukti. Cowok-cowok preman tadi berjalan ke arahnya. Aduh gimana nih mereka kesini . . . Rony juga belum keliatan lagi. Aduh, kalo mereka gangguin aku gimana ya . . . batin Cathy.

”Hai manis, sendirian bih, mana cowoknya? Jalan-jalan ma kita-kita aja yuk . . .” kata salah satu dari preman-preman tadi.

Cathy takut setengah mati ’disapa’ preman-preman itu. Dan parahnya lagi mereka semakin mendekat bahkan duduk di kursi kosong sebelah Cathy sambil ngliatin rok super mininya Cathy plus blus yang sedikit memperlihatkan belahan dadanya. Cathy panik setengah mati.

Ah, itu Rony, batin Cathy. Dia segera berlari menghampiri Rony dan menarik tangan Rony untuk segera keluar dari café.

”Ron, kita pergi dari sini sekarag. Cepet !!!,” Cathy menarik tangan Rony tanpa persetujuan yang punya.

”Kamu ini napa sih Cath?” tanya Rony saat mereka sudah berada di mobil Rony.

”Kamu nggak liat, aku tadi digangguin preman-preman sialan itu?”

”O . . . kirain napa . . . ternyata . . .”kata Rony santai.

”Kamu ini gimana sih, ceweknya digangguin preman kok malah santai kayak gitu. Kalau tadi aku diapaapain gimana?”

”Salah kamu juga sih. Siapa suruh pakai baju seksi kayak gitu. Kan jadi mendorong orang lain buat berbuat yang nggak-nggak.”

”Iya juga sih, sebenarnya aku juga kurang nyaman pakai baju yang seksi kayak gini. Tapi . . . ”
”Kalau nggak nyaman kenapa dipakai ?”

”Uh . . . kamu ini memang nggak ngerti perasaan cewek! Cewek mana sih yang nggak pengen terlihat seksi di mata cowoknya.”

”Jadi gara-gara itu kamu merubah penampilan kamu. Dangkal banget sih kamu . . . Supaya terlihat seksi tu nggak harus pake baju yang terbuka kayak gini, tapi kesan seksi bisa muncul bila seseorang mengenakan baju yang nyaman dipaianya sehingga menimbulkan rasa percaya diri si pemakai. Asal tau aja ya, aku lebih suka kamu yang dulu, pakai celana jins dan kaos yang biasa kamu pakai, sama sepatu kets. Dengtan penampilanmu yang seperti itu kamu terlihat sporty. Dan jujur, kamu jauh terlihat lebih seksi dengan penampilan kamu yang dulu.’

”Hah . . . pakai celana jeans plus kaos gombrong kamu bilang seksi?”

”Yup,” kata Rony mantap.

*****

Pinjam Donk

 
Pernah nggak sih barang kamu -novel, CD, kaset, buku catatan, baju, jam tangan, dll- dipinjam temanmu terus dibalikinnya lamaaaa banget, atau parahnya malah nggak balik ?

Uh. . . pasti gemes banget deh kalau hal itu sampai terjadi. Contohnya aja ni, kejadian yang pernah menimpa Gita. Ceritanya si Gita itu besok ada ulangan matematika, nah malamnya pas mau belajar, doi malah sibuk ngobrak-abrik buku-buku di meja belajarnya demi mencari buku catatan matematikanya. Nah, setelah mencari-cari ke sana kemari, ibaratnya dari sabang sampai ,merauke (lebay ah…) dan yang dicari belum juga menampakkan diri, doi baru ingat kalau buku catatannya itu masih dipinjam Rony. Yah, alhasil malam itu doi nggak jadi belajar matematika deh, secara rumahnya Rony tu jauh, so nggak mungkin kan Gita minta Rony balikin buku catatannya malam itu juga.

Lain lagi dengan Dian. Dari tadi siang wajahnya manyun mulu gara-gara novel kesayangannya dipinjam secara berantai tanpa seizinnya. Maksudnya? Gini ni ceritanya, kira-kira satu bulan yang lalu ada seorang teman yang meminjam novel punya Dian, sebut saja si ‘A’. Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu, namun si A tadi belum juga mengembalikan novel yang dipinjamnya. Lalu Dian berinisiatif buat ‘nagih’ novelnya ke A. Eh, nggak taunya pas Dian nagih ke A, si A bilang “Oh, novelnya dipinjam B”. Lalu Dian nagih ke B, si B pun bilang “Novelnya dibawa C”. Dian belum putus asa, dicarilah si C. Ups, tatkala ditagih si C bilang “Masih dibawa D”. Si D juga sama saja,katanya masih dibawa si ini si itu bla bla bla . . .”. Uh pokoknya tu novel berpindah dari si peminjam pertama, kedua, ketiga, lanjut, lanjut, dan lanjuuut….tanpa sepengetahuan Dian. Giliran sekarang Dian lagi butuh tu novel buat tugas pelajaran Bahasa Indonesia bikin resensi, belum ketahuan deh batang hidungnya siapa yang pinjam terakhir.

Kelihatannya sih masalah pinjam meminjam barang seperti itu merupakan hal yang sepele. Tapi jangan dianggap remeh lho!! Coz itu bisa mengurangi tingkat kredibilitas alias tingkat kepercayaan seseorang. Contohnya aja kasusnya Dian. Taruhan deh, pasti kedepannya Dian bakalan mikir dua kali, tiga kali atau bahkan berkali-kali buat meminjamkan lagi novelnya ke A. Itu berarti tingkat kepercayaan Dian ke A jadi berkurang kan ?

Makanya, kalau meminjamkan barang ke orang lain, meskipun itu ke teman sendiri, kita harus hati-hati. Eitzz,, tapi jangan salah, hati-hati di sini bukan berarti pelit dan nggak mau meminjamkan barang kita ke orang lain lho yaa…Intinya jangan sampai deh kejadian yang dialami Gita dan Dian atau pun kejadian lain yang tidak mengenakkan berkenaan dengan masalah pinjam-meminjam itu terjadi pada kita.
Begitu juga sebaliknya , kalau kita berada di posisi sebagai si peminjam (orang yang meminjam), maka kita juga harus disiplin dan bertanggung jawab. Kalau emang sudah selesai , segera kembalikan. Kita juga harus menjaga barang yang kita pinjam itu, jangan sampai lecet, rusak, atau parahnya lagi sampai hilang!

Dan satu hal lagi yang mesti diingat! Ketika mengembalikan barang yang kita pinjam ke pemiliknya, jangan lupa ucapkan TERIMA KASIH!!

Ayo,,,saatnya kita menjadi peminjam yang disiplin, bertanggung jawab, dan beretika! Biar orang lain nggak kapok deh kasih pinjeman ke kita! Hehehe….


Note : Pernah dimuat di Suara Merdeka edisi 18 Oktober 2009 di rubrik Swara Muda

hu ha hu ha

Ckckckck.....

Ehem,,niatnya mau rutin nulis di sini,,tapi berhubung kondisi tidak mendukung (baca : males) jadinya sampai sekarang belum ada postingan baru deh...

Kasihan juga ni blog....g diurusin ma empunya...
Sebagai gantinya,,ngepost tulisan2 jadul aja ahhhh...tulisan-tulisan yang selama ini cuma mentok tersimpan di file kompi...ada juga sih beberapa yang udah sempat dikirim ke media...ada yang naik cetak,tapi nggak sedikit juga yang entah gimana kabarnya...