Rabu, 22 Agustus 2012

Lebaran, Cabai, Sambal Goreng


Masih suasana lebaran. Masih ketupat. Masih opor ayam. Masih sambal goreng. Masih halal-bihalal-an.

Jadi ni ceritanya besok di rumah bakal ada acara ngumpul-ngumpul keluarga besar dari bapak. Alhasil seharian tadi sibuk bantuin ibuk nyiapin ini itu, masak ini itu. Berhubung saya nggak jago masak, jadinya cuma bantuin nyiapin bahan-bahan, nyuci-nyuci piring, motong ini itu, ngupas ini itu, ngiris ini itu. Yang paling ‘malesi’ adalah yang berhubungan dengan cabai. Tapi kalo mau masak sambal goreng nggak mungkinlah menghindari sesuatu yang bernama cabai ini. Hah....bikin tangan puanasss...
gambar dari : google.co.id
Eitss...tapi ternyata ada solusinya kok biar tangan nggak panas biarpun mencincang cabai yang seabrek banyaknya. Cara paling gampang sih dengan membungkus telapak tangan pakai plastik bening. Tapi rasanya kok nggak leluasa ya kalau mengiris cabai dengan telapak tangan terbungkus plastik. Alternatif lainnya adalah dengan melumuri telapak tangan dengan garam secukupnya sebelum mulai ‘berinteraksi’ dengan cabai. Setelah selesai berurusan dengan cabai, entah mengiris, memotong, atopun mencincang cabai, sebelum cuci tangan dengan air, lebih dulu ambil beras segenggam kemudian remas-remas beras tersebut. Setelah itu baru cuci tangan. Dan voilaaaa.....meskipun habis pegang cabai dalam waktu yang lama dan dalam jumlah yang seabrek, telapak tangan nggak terasa pedes tuh....

Selasa, 21 Agustus 2012

Menunggu (lagi)

gambar dari http://weheartit.com/entry/35398621

Dear  :  You
Aku menunggu.
Menunggu saat-saat ketika aku tak lagi sungkan mengirim pesan padamu, bertukar cerita padamu, bertanya padamu : di mana, bersama siapa, dan sedang apa.

Aku menunggu.
Menunggu saat-saat ketika aku bisa leluasa berkata “I miss you”.
Menunggu saat-saat aku tanpa ragu bisa berucap “I love you”.

Aku menunggu.
Menunggu saat-saat aku bisa mendengarmu berNYANYI untukku.

Aku menunggu.
Menunggu saat-saat aku dan kamu menjadi kita.


*Untuk kamu yang merasa*

Jumat, 17 Agustus 2012

Quote of the day (4)










 














taken from : http://www.facebook.com/lessonslearnedinlife

(hampir) Lebaran

Nggak terasa ya 2hari lagi udah lebaran. Hmmmm ramadhan tahun ini kok saya berasa “rusuh” ya, nggak kayak ramadhan tahun2 lalu. Ramadhan ini rasanya nggak syahdu, nggak tenang, nggak khusyuk....
Laju Salatiga-Semarang, bolak-balik  sana sini berburu dosen, berangkat pagi, pulang (hampir) malam, buka puasa di bis, tarawih bolong banyak buanget, nggak bisa ikut tadarusan #GaraGaraSkripsi

Tapi alhamdulillah deh,,,semuanya nggak sia2...akhirnya kemarin Selasa, 14 Agustus 2012 bisa sidang skripsi, dan hasilnya juga lumayan banget. Meskipun perjalanan belum usai, masih harus revisi, bimbingan (lagi), ngurus ini itu...tapi bersyukur sudah bisa sampai pada titik ini.

gambar dari: http://weheartit.com/entry/35105393
Untuk beberapa hari ke depan, lupakan skripsi sejenak, saatnya mudik, ketemu keluarga besar, keliling ke rumah-rumah tetangga, ngabisin kue-kue lebaran.

Selamat menjelang lebaran, selamat berburu diskon baju baru, selamatmengumpulkan angpao, selamat mencari gandengan baru untuk dikenalkan ke sanak saudara #eh

Kamis, 02 Agustus 2012

Kalau mereka seperti saya?


Kecewa 1x? Biasa. Kecewa 2x? Biasa juga. Kecewa 3x? Masih biasa juga. Kecewa BERKALI-KALI?? BIASSSSAAAA BANGET!

*HelaNafas*  Emang sih nggak semua yang kita pengen itu bisa terwujud, nggak semua bisa berjalan sesuai dengan rencana kita. Harapan untuk ujian skripsi di awal bulan Juli pun pupus tinggal harapan. Sampai bulan Agustus datang pun,,,masih belum ada titik terang kapan bisa segera menyandang gelar SARJANA. Beberapa kali bimbingan tapi hasilnya gitu-gitu aja, belum ada kemajuan, belum ada kejelasan. Dan akhirnya sampai di sinilah saya. Di titik jenuh. Di titik abu-abu. Di titik yang....... *speechless*. Intinya saya ingin MENYERAH.

Lalu? Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang di dalam bis yang sedang ngetem di terminal saya melihat sesuatu. Bukan sesuatu yang luar biasa sih. Bahkan hal yang biasa banget bagi orang-orang yang sering naik bis.
Sore itu, seperti biasa beberapa penjaja minuman dan makanan kecil naik ke bis menawarkan dagangan mereka. Seperti biasa juga, ada dagangan mereka yang terbeli ada juga yang tidak. Saya sempat mengamati dagangan salah satu dari mereka. Seorang bapak-bapak. Sekitar 40-50 tahun lah. Saya masih ingat, dia membawa 3 botol aq*a, 2 botol miz*ne, dan beberapa tahu asin ketika naik ke bis yang saya tumpangi. Ketika turun saya lihat dagangannya masih utuh. Tidak ada yang beli. Kemudian dia beralih ke bis yang ngetem di depan saya. Ketika turun dari bis itu, saya lihat dagangannya masih dalam jumlah yang sama. Itu berarti tidak ada yang beli (lagi). 3 menit, 4menit, lewat. Bis di depan saya berangkat, digantikan dengan bis lain. Bapak pedagang tadi  naik ke bis itu. Begitu turun, saya lihat dagangannya masih sama seperti tadi. Tandanya tidak ada yang beli (lagi).
Gambar dari http://weheartit.com/entry/33973256

Saya berani bertaruh, ketika turun dari bis yang saya tumpangi pasti ada rasa kecewa yang dirasakan bapak tadi ketika dagangannya tidak satupun yang laku. Apakah dia menyerah? Tidak. Dia kembali lagi naik ke bis yang lain. Masih juga belum ada yang beli. Kecewa? Saya yakin pasti iya. Menyerahkah bapak tadi? Tidak. Dia naik ke bis yang lain lagi. Dan masih juga belum ada dagangannya yang terjual. Kecewa? Saya rasa iya. Menyerah? Tidak. Buktinya bapak itu masih bertahan di terminal, menunggu bis lain lagi yang datang.

Lalu? Satu pertanyaan muncul di pikiran saya. Apa jadinya kalo bapak pedagang tadi seperti saya?Yang beberapa kali mencoba, beberapa kali tidak ada hasil yang positif, kemudian menyerah. Mau dikasih makan apa anak istrinya?

Jadi...in my opinion  Kecewa 1x? Biasa. Kecewa 2x? Biasa juga. Kecewa 3x? Masih biasa juga. Kecewa BERKALI-KALI?? BIASSSSAAAA BANGET!

Merasa kecewa karena apa yang kita inginkan tidak tercapai, apa yang kita rencanakan tidak berjalan mulus, adalah hal yang wajar.

Pointya adalah boleh kecewa, tapi jangan berlarut-larut.  Gagal - kecewa - mencoba lagi - gagal lagi - kecewa lagi - mencoba lagi - begitu seterusnya hingga mendapatkan apa yang saya inginkan, apa yang saya harapkan.

Yang sedang kecewa, senyum dulu yuk...
Selamat hari ini.