Yang namanya belajar tu
bisa dari mana saja, bisa dari siapa saja. Yang muda nggak melulu belajar pada
yang lebih tua, yang anak-anak nggak melulu belajar pada yang lebih dewasa.
Kadang yang tua belajar dari yang lebih muda, yang dewasa belajar dari anak-anak.
I proved it.
Kurang lebih 2 bulan saya
mengajar di SD, saya banyak belajar dari murid-murid saya. Salah satunya adalah
belajar untuk bersyukur.
Belajar
bersyukur
Suatu hari saya pernah
marah pada salah satu murid saya, tingkahnya sudah keterlaluan menurut saya.
Pagi-pagi sudah berkelahi, setelah jam istirahat usai, bukannya langsung masuk
kelas malah nongkrong di TK belakang
sekolah, tiada henti menganggu teman saat jam pelajaran, di kelas mainan tisu,
mainan tembak-tembakan., ribut tiada henti.
Akhirnya sepulang sekolah, dia saya ajak bicara.
Saya bertanya : Kamu kenapa sih dek, kok ngganggu
temanmu terus? Kok di kelas ribut terus? Niat sekolah nggak to?
Si murid : ya niat to Bu,
Saya : Kamu pengen jadi anak
yang bisa dibanggakan orang tuamu nggak?
Si murid : ya pengen....
Saya :kamu pengen jadi anak yang
bisa dibanggakan ibumu nggak?
Si murid : ya pengen ....
Saya : kamu pengen jadi anak
yang bisa dibanggakan bapakmu nggak?
Si murid : saya nggak punya bapak og
Bu... (dengan raut wajah yang berubah jadi sendu, meskipun tetap cengengesan
seperti biasa, tapi matanya nggak bisa bohong, keliatan banget kalo dia hampir
nangis)
Saya : Lha kemana bapakmu?
Si murid : minggat og bu...
Saya : *speechless* *nggak tau
kudu ngomong apa*
gambar dari : weheartit.com |
Saya jadi berpikir,,,
nggak menutup kemungkinan, si murid itu bertingkah mengganggu bukan karena
nakal, tapi lantaran dia pengen mendapat perhatian. Belakangan saya tahu kalo
ibunya ternyata bekerja sebagai TKW di luar negeri. Lengkap sudah, nggak ada
sosok ayah pun ibu di dekatnya. Sebagai
tambahan, anak ini juga jarang sekali mengerjakan PR. Kemungkinan karena selain
malas, juga karena tidak ada yang memantaunya di rumah.
Hal itu membuat saya
bersyukur, saya punya orang tua yang lengkap, yang sangat sangat perhatian,
yang sangat menyayangi saya.
Yang selalu bertanya
“Sudah makan?” ; “Tadi di sekolah belajar apa?”
Yang selalu menemani saya
mengerjakan PR ; yang selalu mengajari materi yang tidak saya pahami di
sekolah.
Yang sering membelikan
saya buku cerita ; majalah anak.
Yang kadang mendongeng
untuk saya sebagai pengantar tidur.
Beuntungnya saya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar