Jumat, 25 Februari 2011

BlogWalking

Beberapa hari belakangan ini saya lagi hobi banget blog walking. Lumayan seru! Kalau kemarin-kemarin saya cuma rutin berkunjung ke blognya mbak Ollie dan raditya dika kayaknya mulai sekarang bakalan nambah lagi ni beberapa blog yang bakalan rutin saya sambangi, hehe..... 

Jadi ceritanya, kemarin waktu blog walking saya 'bertemu' dengan beberapa blog yang (menurut saya) asyik dan inspiring tentunya. Ini dia blog2 itu :

     buat yang pengen belajar nulis (termasuk saya) pasti suka deh

     banyak banget pelajaran hidup yang bisa kita ambil

     pas banget dibaca oleh cewek-cewek chic masa kini,, hehe

    yuk kawula muda, dibaca-baca :D
    bagi yang suka baca cerpen dan puisi
   kaum hawa bakalan betah deh di sini,

Sementara itu dulu deh.....kapan-kapan blog walking lagiii....







Sabtu, 19 Februari 2011

SEKEDAR LEWAT


Beberapa waktu yang lalu ketika saya sedang berdiri di halte ( daerah Kaligawe, Semarang) menunggu bis jurusan Solo-Semarang, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki menghampiri saya, masih mengenakan seragam SD nya dengan membawa es teh di tangannya. Awalnya saya tidak begitu menghiraukan anak itu. Saya pikir dia juga sedang menunggu bis/angkutan umum seperti saya. Namun tiba-tiba dia berkata pada saya “mbak, mau minta tolong bisa?”

“Minta tolong apa?” jawabku.

“Mau minta bantuan uang seikhlasnya buat bayar uang sekolah.”

“Hah?” saya sempat terbengong sejenak. Wah jangan-jangan ini anak suruhan tim minta tolong ni, batin saya. Tau kan? Reality show di R*TI. Tanpa sadar, saya mengedarkan pandangan saya ke depan, ke belakang, ke depan, ke kiri. Tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda mencurigakan, seperti orang-orang yang bawa kamera, ataupun kamera tersembunyi yang mungkin diletakkan di pohon, di atap halte, dsb. Bukannya apa-apa, nggak enak aja kalau besok tiba-tiba saya muncul di TV, saya kan nggak suka diekspose....hahaha

Yak kembali ke anak tadi. Hm, kalau dilihat dari tampangnya sih nggak ada tanda-tanda kalau dia anak yang kurang mampu. Wajahnya bersih, tubuhnya tambun, tasnya saya lihat juga bermerk, dan wajahnya juga nggak melas. Malah kalau dilihat-lihat lagi kayaknya dia anak orang kaya deh. Dan akhirnya saya jawab ”maaf dek, mbak lagi nggak ada uang,” (bukannya pelit ya saudara-saudara :p ,  tapi agak kurang yakin aja, penampakan dan ekspresi wajahnya tu lhoo...lebih mirip anak yang lagi butuh duit buat main PS daripada anak yang lagi butuh duit buat bayar uang sekolah)

Nah, tidak lama setelah itu, selang sekitar 4-5 hari setelahnya, di tempat berbeda ( Jalan Soedirman, Salatiga) ketika saya sedang berjalan sendirian lagi-lagi ada seorang anak yang menghampiri saya. Anak yang berbeda dari yang saya temui beberapa hari lalu. Tapi anak SD juga. Masih berseragam pula. Bahkan saya mengenali seragamnya, karena itu adalah seragam SD di mana saya sekolah dulu (jadi tu anak adik angkatan gue donk....). Mulanya saya pikir anak itu mau menanyakan arah jalan karena mungkin dia sedang tersesat atau terpisah dari orang tuanya atau mau tanya apalah, yang jelas bukan minta duit buat bayar sekolah. Tapiiiiii..... you-know-what dia bilang apa?? Dia bilang ”mbak, saya minta uang boleh nggak...buat mbayar uang sekolah”.....Langsung speechless deh saya. Ini emang lagi ngetrend ya, anak SD minta duit ke orang yang nggak dikenal buat bayar uang sekolah?

Kalau sudah begitu serba salah kan jadinya. Mau dikasih tapi nggak yakin apakah anak itu jujur atau bohong, sebaliknya, kalau nggak dikasih, kasian juga kalau ternyata emang mereka benar-benar butuh uang buat bayar sekolah.

Sama juga dengan kasus pengemis. Nggak dikasih kasian, kalau dikasih sama aja membiasakan mereka untuk menggantungkan hidup pada pemberian orang.

Solusinya? Tanyakan pada hati masing-masing :D

Kalau saya sih biasanya main feeling. Kalau feeling saya mengatakan dikasih ya saya kasih, kalau mengatakan enggak, ya nggak saya kasih. Simple kan?
Tapi  untuk mengatasi hal-hal di atas (mengurangi populasi pengemis, menghilangkan budaya meminta-minta dan menggantungkan hidup dari pemberian orang) tidaklah sesimple itu bahkan sangat tidak simple.

Rabu, 16 Februari 2011

Iseng-Iseng Berhadiah ^^

Emang ya, kalau uda rejekinya nggak akan ke mana. Baru kepikiran buat beli jaket baru, eh kemarin sore dapat kiriman souvenir dari KOMPAS yang ternyata isinya 1 kaos putih dan 1 jaket! Lumayan deh, nggak jadi keluar duit buat beli jaket, hehe

 

Jadi ceritanya beberapa hari yang argumen saya dimuat di rubrik Kompas Kampus. Nggak nyangka deh, padahal cuma iseng lho ngirimnya.... Jadi semangat nulis lagi deh, setelah sekian lama vakum ( gyaaaaaa...........lagaknya kayak penulis beneran ajaaa...) hahaha

 

Kamis, 10 Februari 2011

Andai Semua Bisa Dimisscalled



Kalau lupa di mana naruh hape, tinggal misscalled trus cari sumber suara dari nada dering hape, trus bisa ketahuan deh di mana posisinya (lupa naruh di tempat umum nggak diitung yaaaa.....kalau lupa naruh di tempat umum sih bakalan digasak orang duluan deh). Tapi kalau lupa naruh buku, kunci kamar/lemari, modul kuliah, dan benda-benda 'kecil' tapi penting lainnya itu yang susah.


Aku termasuk salah satu orang yang pelupa akut. Lupa naruh buku, modul kuliah, peniti, bros, jam tangan, kucir rambut, dkk sudah menjadi makanan sehari-hari. Diperparah lagi dengan kondisi kamar yang naudzubilah rapinya (baca: kayak kapal pecah) semakin menyulitkan pencarian barang-barang yang 'hilang sementara' itu karena kebanyakan barang-barang itu sebenarnya ada di dalam kamar. Jadinya heboh dan uring-uringan sendiri deh kalau lagi butuh barang-barang itu dan harus mencari di setiap sudut kamar yang kondisinya acak adut. Ah andai buku, modul kuliah, bros, peniti, dkk juga bisa dimiscall kayak hape....Indahnya dunia....hahaha jadi gampang nyarinya deh kalau lupa naruh.

Oh iya,,,pernah dulu waktu hapeku hilang, teman-teman sekost nggak ada yang percaya kalau hape ku hilang. Mereka mengira hapeku bukan hilang tapi aku yang lupa naruh!! Hmmm....padahal kan emang hilang beneran. Ckckck....

Yah, semoga saja pikun ini tidak semakin parahhh....