Sabtu, 19 Februari 2011

SEKEDAR LEWAT


Beberapa waktu yang lalu ketika saya sedang berdiri di halte ( daerah Kaligawe, Semarang) menunggu bis jurusan Solo-Semarang, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki menghampiri saya, masih mengenakan seragam SD nya dengan membawa es teh di tangannya. Awalnya saya tidak begitu menghiraukan anak itu. Saya pikir dia juga sedang menunggu bis/angkutan umum seperti saya. Namun tiba-tiba dia berkata pada saya “mbak, mau minta tolong bisa?”

“Minta tolong apa?” jawabku.

“Mau minta bantuan uang seikhlasnya buat bayar uang sekolah.”

“Hah?” saya sempat terbengong sejenak. Wah jangan-jangan ini anak suruhan tim minta tolong ni, batin saya. Tau kan? Reality show di R*TI. Tanpa sadar, saya mengedarkan pandangan saya ke depan, ke belakang, ke depan, ke kiri. Tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda mencurigakan, seperti orang-orang yang bawa kamera, ataupun kamera tersembunyi yang mungkin diletakkan di pohon, di atap halte, dsb. Bukannya apa-apa, nggak enak aja kalau besok tiba-tiba saya muncul di TV, saya kan nggak suka diekspose....hahaha

Yak kembali ke anak tadi. Hm, kalau dilihat dari tampangnya sih nggak ada tanda-tanda kalau dia anak yang kurang mampu. Wajahnya bersih, tubuhnya tambun, tasnya saya lihat juga bermerk, dan wajahnya juga nggak melas. Malah kalau dilihat-lihat lagi kayaknya dia anak orang kaya deh. Dan akhirnya saya jawab ”maaf dek, mbak lagi nggak ada uang,” (bukannya pelit ya saudara-saudara :p ,  tapi agak kurang yakin aja, penampakan dan ekspresi wajahnya tu lhoo...lebih mirip anak yang lagi butuh duit buat main PS daripada anak yang lagi butuh duit buat bayar uang sekolah)

Nah, tidak lama setelah itu, selang sekitar 4-5 hari setelahnya, di tempat berbeda ( Jalan Soedirman, Salatiga) ketika saya sedang berjalan sendirian lagi-lagi ada seorang anak yang menghampiri saya. Anak yang berbeda dari yang saya temui beberapa hari lalu. Tapi anak SD juga. Masih berseragam pula. Bahkan saya mengenali seragamnya, karena itu adalah seragam SD di mana saya sekolah dulu (jadi tu anak adik angkatan gue donk....). Mulanya saya pikir anak itu mau menanyakan arah jalan karena mungkin dia sedang tersesat atau terpisah dari orang tuanya atau mau tanya apalah, yang jelas bukan minta duit buat bayar sekolah. Tapiiiiii..... you-know-what dia bilang apa?? Dia bilang ”mbak, saya minta uang boleh nggak...buat mbayar uang sekolah”.....Langsung speechless deh saya. Ini emang lagi ngetrend ya, anak SD minta duit ke orang yang nggak dikenal buat bayar uang sekolah?

Kalau sudah begitu serba salah kan jadinya. Mau dikasih tapi nggak yakin apakah anak itu jujur atau bohong, sebaliknya, kalau nggak dikasih, kasian juga kalau ternyata emang mereka benar-benar butuh uang buat bayar sekolah.

Sama juga dengan kasus pengemis. Nggak dikasih kasian, kalau dikasih sama aja membiasakan mereka untuk menggantungkan hidup pada pemberian orang.

Solusinya? Tanyakan pada hati masing-masing :D

Kalau saya sih biasanya main feeling. Kalau feeling saya mengatakan dikasih ya saya kasih, kalau mengatakan enggak, ya nggak saya kasih. Simple kan?
Tapi  untuk mengatasi hal-hal di atas (mengurangi populasi pengemis, menghilangkan budaya meminta-minta dan menggantungkan hidup dari pemberian orang) tidaklah sesimple itu bahkan sangat tidak simple.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar