( pernah diikutsertakan dalam lomba menulis essai tentang Jepang yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation, tahun 2006. )
Jika ada yang bertanya pada saya : “Negara mana yang sangat ingin Anda kunjungi?”, dengan penuh keyakinan saya akan menjawab : “Jepang!:” Mengapa Jepang ? “Karena saya penggemar berat negara Jepang. Saya sangat mengagumi negeri Sakura ini, ada segudang keistimewaan yang tersimpan di dalamnya”.
Saya pertama kali ‘berkenalan’ dengan Jepang ketika saya duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Waktu itu di pelajaran Geografi saya mempelajari bentang alam, iklim, sistem pemerintahan, industri, penduduk, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Jepang. Dari situ saya mulai tertarik untuk mengenal Jepang lebih jauh. Setiap kali browsing di internet, saya menyempatkan diri untuk membuka situs-situs yang berhubungan dengan Jepang. Dan …. saya hanya bisa berkata “wow!” ketika saya tahu bahwa ada begitu banyak keistimewaan yang mungkin hanya dimiliki oleh Jepang seorang.
Yang paling membuat saya tertarik adalah penduduk Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya yang sangat tinggi dan semangat yang luar biasa untuk bekerja keras. Sudah bukan hal yang asing lagi bila sebagian masyarakat Jepang bekerja hingga larut malam. Dan yang membuat saya terkagum-kagum adalah kemandirian yang dimiliki oleh remaja-remaja Jepang. Banyak diantara remaja-remaja yang rata-rata masih bersekolah mengisi waktu luang mereka dengan bekerja sambilan. Baik yang berasal dari kalangan menengah hingga kalangan menengah ke atas. Mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka dari keringat sendiri. Seperti yang sering saya baca di komik-komik terbitan Jepang yang menggambarkan kehidupan remaja-remaja di Jepang yang sebagian dari mereka bekerja sambilan sepulang sekolah. Ada yang bekerja di restoran menjadi waiter/waitress, ada yang menjadi pelayan toko, bahkan ada juga yang bekerja sambilan sebagai guru privat yang biasanya memberi tambahan pelajaran pada siswa-siswa yang akan menempuh ujian. Khusus guru privat ini dilakukan oleh mereka yang prestasi belajarnya plus plus tentu saja.
Mungkin bagi kita yang notabene bukan orang Jepang akan berpikir, ”Apa tidak capek kalau dari pagi sampai sore belajar di sekolah, lalu dilanjutkan kerja sambilan sampai malam, kapan istirahatnya?’. Pertanyaan berikutnya yang timbul adalah ”Jika dari pagi sampai malam mereka terus beraktifitas di luar rumah, kapan mereka mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka? Bagaimana prestasi mereka di sekolah?”
Itulah masyarakat Jepang, disiplin, dan suka bekerja keras. Beraktifitas di luar rumah dan bekerja hingga larut malam tampaknya tidak menghalangi mereka untuk tetap berprestasi. Mereka tetap menunjukkan prestasi yang luar biasa cemerlangnya di sekolah. Ini terbukti dengan tingginya tingkat pendidikan di Jepang. Saya pernah mendengar kalau hampir 100% penduduk Jepang tamat SMA dan hampir tidak ada yang buta huruf. Sungguh merupakan prestasi yang luar biasa. Bahkan presentase lulusan S-1 yang melanjutkan S-2 sangat besar, di Osaka University misalnya, tercatat hampir 70% mahasiswanya melanjutkan S-2 dan 10% lebih melanjutkan S-3.
Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi tentu sangat menguntungkan bagi Jepang yang minim Sumber Daya Alam (SDA). Didukung dengan semangat kerja keras dan kedisiplinan yang luar biasa mengantar Jepang yang dulu pernah diluluhlantahkan dalam Perang Dunia II kini bangkit menjadi sebuah bangsa besar di dunia yang mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara modern di dunia, bahkan muncul sebagai raksasa baru dalam Iptek dan ekonomi.
Jepang memang negara yang menomorsatukan pendidikan. Bagi Jepang, SDM merupakan central atau pusat suatu negara. Oleh karena itu orang yang ekonominya pas-pasan tapi berpendidikan tinggi lebih dihormati ketimbang orang yang kekayaannya berlimpah tapi kurang pendidikannya. Seperti yang dikatakan Fukuzawa, bapak pendidikan Jepang yang hidup pada zaman Meiji :
”Kedudukan manusia dalam suatu negara harus ditentukan oleh status pendidikannya, bukan oleh nilai-nilai yang dibawa sejak lahir sebagai warisan”.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan inilah yang membawa Jepang menjadi sebuah bangsa besar yang sangat sarat dengan kemajuan iptek. Ini dimulai sejak zaman Meiji. Diawali oleh usaha besar-besaran kaisar Meiji (1868-1912) untuk merombak Jepang yang semula negara terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern. Beberapa usaha yang dilakukannya dalam bidang pendidikan adalah mengubah sistem pendidikan Jepang dari tradisional menjadi modern, mengirim mahasiswanya untuk belajar ke luar negeri, serta meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Dan hasilnya, bisa kita lihat Jepang sekarang ini.
Sisi lain yang menarik dari Jepang selain kemajuan pesat di bidang pendidikan adalah masyarakatnya yang ’gila baca’. Dalam keterbatasan waktu mereka tetap menyempatkan diri untuk membaca. Tak peduli ruang dan waktu. Konon sudah umum dijumpai penumpang kereta api yang tenggelam dalam buku bacaan mereka sembari menunggu kereta berjalan sampai ke tujuan mereka. Begitu juga di tempat-tempat umum lainnya, di bus dan di taman misalnya.
Selain hobby mengonsumsi buku-buku bacaan, ternyata orang Jepang juga ahli dalam menulis. Dalam sebuah situs disebutkan bahwa 8 dari 10 pemuda Jepang memiliki skill menulis. Banyak karya-karya yang mereka hasilkan yang tidak hanya beredar di Jepang tapi juga di negara-negara lain, Indonesia misalnya. Banyak sekali komik-komik Jepang yang beredar di Indonesia yang jumahnya mencapai ratusan judul.
Demam komik Jepang (manga) di Indonesia memang luar biasa. Baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa banyak yang menggemari komik-komik Jepang. Salah satu yang menggemari komik-komik Jepang adalah saya!. Ya, saya sangat suka membaca komik-komik Jepang. Mulai dari komik ’Shinchan’ karya Yoshito Usui yang bisa membuat pembacanya terpingkal-pingkal bila membacanya. Ada juga serial detektif yang sangat saya gemari seperti ’Detective Conan’ karya Aoyama Gosho dan serial detektif ’Dan Detective School’ karya S.Amagi – F.Sato. Selain itu banyak juga komik serial cantik yang biasanya digandrungi oleh remaja-remaja cewek. Seperti komik ’Heart’ karya Takada Rie, yang menggambarkan betapa indahnya masa-masa remaja.
Penggemar manga di Indonesia sangat luar biasa banyaknya, sampai-sampai banyak komik-komik yang dibuat versi film animasinya. Sebut saja Dragon Ball, Conan, Shinchan, Naruto, DDS, dan lain-lain. Bahkan ada juga merchandise hingga versi video gamenya.
Meski telah berkembang menjadi negara modern, Jepang tetap melestarikan tradisi dan budaya mereka. Mereka sering menggelar festival-festival dan perayaan-perayaan. Salah satu festival yang terkenal adalah festival Takayama yang konon pertama digelar pada tahun 1586, tapi sempat vakum selama 40 tahun, dan akhirnya dimulai lagi pada tahun 1692. Dalam festival Takayama ini masyarakat Jepang di sebuah kota kecil bernama Takayama menunjukkan kebolehannya mendandani kereta dorong besar, yang di atasnya terdapat sebuah bangunan yang mirip pagoda atau mirip rumah tradisional. Festival ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat setempat atas berbagai karunia yang diberikan Sang Pencipta. Mereka juga berharap mendapat keberuntungan dalam hidup ini. Selain festival Takayama, digelar juga festival Toko-matsuri atau festival layang-layang hias.
Membicarakan Jepang mungkin tak akan ada habisnya. Semua hal yang berkaitan dengan Jepang memang menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari masyarakatnya, kedisipluinannya, teknologinya, komik-komiknya, festival-festivalnya, juga gaya-gaya anak muda Jepang yang unik dan fashionable.
Ngomong-ngomong tentang fashion, saya jadi teringat gaya Harajuku. Harajuku adalah gaya berpakaian anak muda Jepang yang tidak mengenal atau tidak terikat pada sistem tertentu. Tidak heran jika harajuku ini digandrungi anak-anak muda di dunia karena dianggap mewakili jiwa mereka yang pola pikir fashionnya tidak mau terikat dengan aturan tertentu.
Harajuku ini ternyata berasal dari nama sebuah kota di Jepang yang disukai oleh para turis untuk dikunjungi dan tempat yang paling digemari anak muda untuk nogkrong. Tempat ini terlihat lebih menarik saat akhir pekan. Karena pada hari itu banyak anak muda yang unjuk kebolehan mereka. Kita bisa melihat mereka ber-harajuku-ria mengenakan kostum-kostum tokoh-tokoh anime Jepang, seperti Final Fantasy, Sailor Moon, ataupun Ganesha.
Begitu banyak keunikan-keunikan Jepang yang membuat saya ’jatuh cinta’ padanya. Saya ingin suatu saat nanti bisa berkunjung ke Jepang. Saya ingin makan makanan khas Jepang seperti sushi, atau okonamiyaki misalnya. Selain itu saya juga ingin berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Jepang.
Yang sangat ingin saya kunjungi adalah Gunung Fuji yang terkenal dengan salju abadinya dan keidahan pemandangan lima danau yang terletak di kaki gunung tertinggi di Jepang ini. Tempat kedua yang ingin saya kunjungi adalah Osaka Castle, puri termegah di Jepang yang dibangun oleh Hideyoshi Toyomi di abad 16.
Selain berwisata ke Gunung Fuji dan Osaka Castle, saya juga ingin bertemu dengan Mai Kuraki penyanyi yang tidak hanya terkenal di Jepang tapi juga di Asdia dan Amrik.
Hmm...semakin banyak yang saya dengar dan saya tahu tentang Jepang, semakin besar keinginan saya untuk bisa berkunjung ke Jepang. Semoga saja suatu saat nanti saya punya kesempatan untuk berkunjung ke Jepang, negara idolaku. Two thumbs up for Jepang!!!
* * *