Sabtu, 30 Oktober 2010

Pinjam Donk

 
Pernah nggak sih barang kamu -novel, CD, kaset, buku catatan, baju, jam tangan, dll- dipinjam temanmu terus dibalikinnya lamaaaa banget, atau parahnya malah nggak balik ?

Uh. . . pasti gemes banget deh kalau hal itu sampai terjadi. Contohnya aja ni, kejadian yang pernah menimpa Gita. Ceritanya si Gita itu besok ada ulangan matematika, nah malamnya pas mau belajar, doi malah sibuk ngobrak-abrik buku-buku di meja belajarnya demi mencari buku catatan matematikanya. Nah, setelah mencari-cari ke sana kemari, ibaratnya dari sabang sampai ,merauke (lebay ah…) dan yang dicari belum juga menampakkan diri, doi baru ingat kalau buku catatannya itu masih dipinjam Rony. Yah, alhasil malam itu doi nggak jadi belajar matematika deh, secara rumahnya Rony tu jauh, so nggak mungkin kan Gita minta Rony balikin buku catatannya malam itu juga.

Lain lagi dengan Dian. Dari tadi siang wajahnya manyun mulu gara-gara novel kesayangannya dipinjam secara berantai tanpa seizinnya. Maksudnya? Gini ni ceritanya, kira-kira satu bulan yang lalu ada seorang teman yang meminjam novel punya Dian, sebut saja si ‘A’. Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu, namun si A tadi belum juga mengembalikan novel yang dipinjamnya. Lalu Dian berinisiatif buat ‘nagih’ novelnya ke A. Eh, nggak taunya pas Dian nagih ke A, si A bilang “Oh, novelnya dipinjam B”. Lalu Dian nagih ke B, si B pun bilang “Novelnya dibawa C”. Dian belum putus asa, dicarilah si C. Ups, tatkala ditagih si C bilang “Masih dibawa D”. Si D juga sama saja,katanya masih dibawa si ini si itu bla bla bla . . .”. Uh pokoknya tu novel berpindah dari si peminjam pertama, kedua, ketiga, lanjut, lanjut, dan lanjuuut….tanpa sepengetahuan Dian. Giliran sekarang Dian lagi butuh tu novel buat tugas pelajaran Bahasa Indonesia bikin resensi, belum ketahuan deh batang hidungnya siapa yang pinjam terakhir.

Kelihatannya sih masalah pinjam meminjam barang seperti itu merupakan hal yang sepele. Tapi jangan dianggap remeh lho!! Coz itu bisa mengurangi tingkat kredibilitas alias tingkat kepercayaan seseorang. Contohnya aja kasusnya Dian. Taruhan deh, pasti kedepannya Dian bakalan mikir dua kali, tiga kali atau bahkan berkali-kali buat meminjamkan lagi novelnya ke A. Itu berarti tingkat kepercayaan Dian ke A jadi berkurang kan ?

Makanya, kalau meminjamkan barang ke orang lain, meskipun itu ke teman sendiri, kita harus hati-hati. Eitzz,, tapi jangan salah, hati-hati di sini bukan berarti pelit dan nggak mau meminjamkan barang kita ke orang lain lho yaa…Intinya jangan sampai deh kejadian yang dialami Gita dan Dian atau pun kejadian lain yang tidak mengenakkan berkenaan dengan masalah pinjam-meminjam itu terjadi pada kita.
Begitu juga sebaliknya , kalau kita berada di posisi sebagai si peminjam (orang yang meminjam), maka kita juga harus disiplin dan bertanggung jawab. Kalau emang sudah selesai , segera kembalikan. Kita juga harus menjaga barang yang kita pinjam itu, jangan sampai lecet, rusak, atau parahnya lagi sampai hilang!

Dan satu hal lagi yang mesti diingat! Ketika mengembalikan barang yang kita pinjam ke pemiliknya, jangan lupa ucapkan TERIMA KASIH!!

Ayo,,,saatnya kita menjadi peminjam yang disiplin, bertanggung jawab, dan beretika! Biar orang lain nggak kapok deh kasih pinjeman ke kita! Hehehe….


Note : Pernah dimuat di Suara Merdeka edisi 18 Oktober 2009 di rubrik Swara Muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar