Selamat hari Kartini para
wanita-wanita Indonesia!!!
Semakin hari kiprah wanita
di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, hukum, dsb semakin menggembirakan.
Banyak kaum wanita yang menduduki jabatan-jabatan strategis tidak hanya di
kursi perusahaan tapi juga pemerintahan. Tidak sedikit pula gerakan-gerakan
sosial yang didirikan oleh kaum hawa ini, seperti @akademiberbagi misalnya. Selain
itu banyak juga aktivis-aktivis yang gencar menyuarakan tentang persamaan
kedudukan antara pria dan wanita.
Kalau dari kacamata saya
pribadi, saya ada setuju dan tidaknya dengan yang namanya persamaan gender, kesetaraan kedudukan antara pria dan wanita.
Saya sangat setuju ketika
di dunia kerja, di dunia politik, kedudukan pria dan wanita disamakan, dalam
artian siapa yang mumpuni, dialah yang memimpin, entah itu pria ataupun wanita.
Tidak masalah wanita memimpin kalau memang mampu.
Tapi, ketika hubungan
antara pria dan wanita ini sudah menyangkut yang namanya keluarga a.k.a dalam
pernikahan, saya lebih suka mengatakan kalau antara pria dan wanita atau suami
dan istri tidak bisa disamakan kedudukannya. Kenapa? Karena masing-masing sudah
punya porsinya sendiri. Suami sebagai kepala keluarga, istri sebagai kepala
rumah tangga. Suami sebagai imam, istri sebagai makmum nya. Jadi meskipun
(mungkin) dari segi ekonomi maupun pendidikan si istri lebih tinggi dari suami,
tapi tetep donk yang jadi pemimpin dalam keluarga adalah suaminya. Istri mah
tinggal ngikut suami aje. (in my
opinion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar