Mbak Noniiiiiiiiiii.....................
Terima kasih, Matur nuwun, Tengkiyu *kecup* sudah menulis buku "Reporter And The City". Haha...SKSD (sok kenal sok deket) banget yaaa...Padahal kenal juga enggak..cuma sering liat di tv aja. Jadi.. siapa itu mbak Noni?
Kalau yang sering nonton Reportase, Fenomena (dulu) pasti tahu deh siapa mbak Noni ini. Sekarang sih nggak tau ditempatkan di divisi mana, atau masih di trans tv-kah, saya nggak tau pasti. Belakangan ini jarang nonton tv soalnya. Nah, mbak Noni -lengkapnya Noni Wibisono- ini adalah salah satu reporter trans tv. Coba cek fotonya berikut ini deh,,
"Reporter and The City" adalah buku karyanya mbak Noni yang berisi tentang pengalaman-pengalaman di balik kamera -yang tentunya tidak bisa kita saksikan di tv- saat bertugas menjadi reporter. Seneng deh bacanya. Secara ya..cita-cita terpendam saya (sekaligus cita-cita yang sepertinya tak akan terwujud) adalah menjadi seorang reporter. Nah, dengan membaca bukunya mbak Noni, yang ditulis dengan apik, saya berasa ikut bertugas kesana kemari menjadi reporter, mengumpulkan informasi. Dalam menjalankan tugas ini, tentunya tidak selalu mulus lus. Tapi banyak cerita, kisah, tantangan yang dialami. Dari yang menyenangkan, menyedihkan, menegangkan, menyeramkan, mengharukan, bla bla bla. Begitu banyak pengalaman tak terlupakan yang dialami mbak Noni dalam menjalankan tugasnya itu.
Yang paling bikin saya geli adalah ketika dia ditempatkan di acara Fenomena. Dalam acara tersebut ada segmen 'esek-esek' yang tau sendiri lah membahas tentang yang gitu-gituan. Suatu ketika, mbak Noni dapat tugas meliput seputar transaksi antara pria-pria hidung belang yang haus akan belaian wanita (akakaka) dengan wanita penjaja cinta. Dalam menjalankan tugas tersebut, mbak Noni ditemani beberapa temannya dalam satu tim, di mana mbak Noni cewek sendiri.
Naa, tau kan bagi masyarakat Indonesia, hal-hal berbau ginian ini merupakan sesuatu yang sensitif dan ilegal keberadaannya. Makanya, dalam mencari informasi nggak bisa dilakukan wawancara ataupun liputan secara terang-terangan.Satu-satunya alternatif adalah dengan candid camera a.k.a kamera tersembunyi. Singkat cerita untuk memuluskan liputan tersebut, temen mbak Noni yang cowok berpura-pura menjadi pria hidung belang agar bisa 'memesan' salah satu "wanita penjaja cinta" di puncak itu. Dan supaya orang-orang di sana tidak menaruh curiga, mbak Noni berpura-pura jadi PSK yang emang mereka bawa dari Bandung. Daaann ketika di penginapan, di dalam kamar dia pura-pura bersuara ah eh ah eh ah ah ah....mengeluarkan suara-suara birahi supaya orang-orang nggak curiga ketika mereka masuk ke penginapan untuk mengantarkan wanita yang 'sudah dipesan' tadi.
Ada-ada saja dehhh...
Rasanya seneeeeng deh bisa tahu 'kejadian-kejadian' di balik kamera dan saya juga jadi tahu bagaimana cara kerja seorang reporter. Yaaa meskipun saya tidak bisa menjadi seorang reporter, paling tidak saya bisa 'ikut merasakan' menjadi seorang reporter.
Louph you mbak Noni...
Terima kasih, Matur nuwun, Tengkiyu *kecup* sudah menulis buku "Reporter And The City". Haha...SKSD (sok kenal sok deket) banget yaaa...Padahal kenal juga enggak..cuma sering liat di tv aja. Jadi.. siapa itu mbak Noni?
Kalau yang sering nonton Reportase, Fenomena (dulu) pasti tahu deh siapa mbak Noni ini. Sekarang sih nggak tau ditempatkan di divisi mana, atau masih di trans tv-kah, saya nggak tau pasti. Belakangan ini jarang nonton tv soalnya. Nah, mbak Noni -lengkapnya Noni Wibisono- ini adalah salah satu reporter trans tv. Coba cek fotonya berikut ini deh,,
Bagaimana? Pernah liat di tivi? :D |
"Reporter and The City" adalah buku karyanya mbak Noni yang berisi tentang pengalaman-pengalaman di balik kamera -yang tentunya tidak bisa kita saksikan di tv- saat bertugas menjadi reporter. Seneng deh bacanya. Secara ya..cita-cita terpendam saya (sekaligus cita-cita yang sepertinya tak akan terwujud) adalah menjadi seorang reporter. Nah, dengan membaca bukunya mbak Noni, yang ditulis dengan apik, saya berasa ikut bertugas kesana kemari menjadi reporter, mengumpulkan informasi. Dalam menjalankan tugas ini, tentunya tidak selalu mulus lus. Tapi banyak cerita, kisah, tantangan yang dialami. Dari yang menyenangkan, menyedihkan, menegangkan, menyeramkan, mengharukan, bla bla bla. Begitu banyak pengalaman tak terlupakan yang dialami mbak Noni dalam menjalankan tugasnya itu.
Yang paling bikin saya geli adalah ketika dia ditempatkan di acara Fenomena. Dalam acara tersebut ada segmen 'esek-esek' yang tau sendiri lah membahas tentang yang gitu-gituan. Suatu ketika, mbak Noni dapat tugas meliput seputar transaksi antara pria-pria hidung belang yang haus akan belaian wanita (akakaka) dengan wanita penjaja cinta. Dalam menjalankan tugas tersebut, mbak Noni ditemani beberapa temannya dalam satu tim, di mana mbak Noni cewek sendiri.
Naa, tau kan bagi masyarakat Indonesia, hal-hal berbau ginian ini merupakan sesuatu yang sensitif dan ilegal keberadaannya. Makanya, dalam mencari informasi nggak bisa dilakukan wawancara ataupun liputan secara terang-terangan.Satu-satunya alternatif adalah dengan candid camera a.k.a kamera tersembunyi. Singkat cerita untuk memuluskan liputan tersebut, temen mbak Noni yang cowok berpura-pura menjadi pria hidung belang agar bisa 'memesan' salah satu "wanita penjaja cinta" di puncak itu. Dan supaya orang-orang di sana tidak menaruh curiga, mbak Noni berpura-pura jadi PSK yang emang mereka bawa dari Bandung. Daaann ketika di penginapan, di dalam kamar dia pura-pura bersuara ah eh ah eh ah ah ah....mengeluarkan suara-suara birahi supaya orang-orang nggak curiga ketika mereka masuk ke penginapan untuk mengantarkan wanita yang 'sudah dipesan' tadi.
Ada-ada saja dehhh...
Rasanya seneeeeng deh bisa tahu 'kejadian-kejadian' di balik kamera dan saya juga jadi tahu bagaimana cara kerja seorang reporter. Yaaa meskipun saya tidak bisa menjadi seorang reporter, paling tidak saya bisa 'ikut merasakan' menjadi seorang reporter.
Louph you mbak Noni...